Minggu, 15 Agustus 2010

LOMBA PENGHORMATAN BENDERA 17 JAM 8 MENIT 45 DETIK

Lomba hormat bendera Sang Merah Putih 17 jam

Kegiatan lomba menghormat bendera Sang Merah Putih memeriahkan peringatan HUT ke-63 Republik Indonesia di Jakarta. Acara yang bertujuan untuk menggelorakan semangat nasionalisme ini, berupa lomba ketahanan sikap menghormat bendera selama 17 jam, 8 menit, 45 detik.
Menurut Deputy I Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga, Sakhyan Asmara lomba yang digagas Yayasan Untukmu Indonesiaku diketuai Asikin Kartin itu, diharapkan menjadi wadah bagi pemuda untuk menunjukkan rasa cinta pada negara.
Secara fisik menghormat bendera selama 17 jam memang tidak bisa dijadikan ukuran rasa nasionalisme, namun perlu tekad kuat untuk melakukan itu. Semangat untuk mencapai target itulah, yang harus digelorakan dalam lomba menghormat bendera ini, kata Sakhyan Asmara, kemarin.
Ketua Umum Yayasan Untukmu Indonesiaku, Asikin Kartin menambahkan, Lomba Penghormatan Kepada Sang Saka Merah Putih (LPKS SMP) kali ini digelar pada 28-29 Agustus 2008 di Tugu Proklamasi Jakarta.
Setelah digelar pertamakali tahun 2007 dengan animo peserta cukup tinggi, kami menjadikan lomba ini agenda tahunan, ujar Asikin Kartin, yang membuka kesempatan kepada 1000 peserta untuk mendaftar di Jl Pondok Jaya IV No 23, Mampang Prapatan VII, Jakarta Selatan.
Dalam lomba ini tidak dibedakan antara pria dan wanita, semuanya bersatu dan mengadu kekuatan fisik dan mental sambil berdiri dalam sikap menghormat. Juri dari anggota TNI, polisi, pramuka, akademisi dan ormas akan menentukan juara I-III dan juara Harapan.

GARIS BAND

logo SUARA MERDEKA
Line
  Senin, 7 Oktober 2002 Budaya  
Line

"Garis" Terpengaruh Nuansa Barat

KOTA Bandung kembali mengantar band terbaiknya memasuki industri rekaman. Kelompok musik Garis, yang awalnya memainkan musik punk, kali ini harus kompromi dengan pasar.
"Sebenarnya, kompromi untuk memasuki industri rekaman tidak salah. Sebab, kami tetap diizinkan memainkan musik punk pada album ini, seperti aliran musik yang kami mainkan sejak awal," ujar Noge (basis).
Ia lantas menunjuk lagu "Tanpamu", "Masih Sabar" atau "Ibu". Bahkan drumer Andri juga menunjuk pengaruh yang diterima dari band-band Barat yang lagu-lagunya sering dibawakan oleh kelompoknya, seperti grup Blinx, Sex Pistol, sampai The Police.
"Tapi kami tak mengambil mentah-mentah karya band favorit itu. Influence (pengaruh-Red) di sini dalam pengertian ke nuansa dan spirit bermain dan berkarya saja," tambah Andri, yang setiap naik panggung maupun nampang di cover album selalu berambut jambul sebagai atribut punk.
Dalam sebuah percakapan terpisah, Ari Boi (vokalis/gitar) mengatakan, ketika harus berkompromi dengan pasar, pada awalnya mereka kesulitan juga. Lagu berwarna mellow berjudul "Cinta Itu", ujar Ari, adalah contohnya.
"Tapi kami tetap menggarap serius. Kesulitan di nomor mellow macam itu tak sekadar pada melodi lagunya yang lembut, tapi juga penulisan liriknya yang relatif agak puitis dibanding lagu-lagu lain yang cenderung berlirik bebas," tanfasnya.
Oleh Dodo Zakaria dari Kariza Production, lagu itu dipilih sebagai hit single pertama. Klipnya digarap oleh Eko Kristianto dari Rexinema Production, yang pernah menggarap klip Cokelat dan Sheila on7.
"Kini kami menyebut musik Garis adalah pop punk, atau kerennya lagi bisa disebut British pop rock, atau musik punk yang telah mengindonesia," tambah Noge.
Protes Sosial
Garis yang digawangi trio Ari Budiman Haroen (Ari Boi), Muhammad Salahuddin Nugroho (Noge), dan Andrian Hermawan (Andri), itu semula bernama Bandit. Setelah bertemu Asikin Kartin pada awal 2001, yang kemudian menjadi manajernya, diubahlah nama itu menjadi Garis.
Pada album pertama mereka, pertunjukan teknis permainan pop punk digelar pada tiga lagu di side A: "Tanpamu", "Ibu" dan "Masih Sabar". Pada tiga nomor tersebut, peran rhythm section guitar, bas, dan drum, sangat menonjol.
Sementara pada lagu "Abang Sopir Angkot", kecenderungan ber-rock ria terdengar tak hanya dalam cara memilih instrumentasi dan beat dengan progresi akord sederhana, tapi juga memberi tawaran lirik sketsa sosial tentang sopir angkot, dengan susunan kalimat setengah bercanda.
Tak kalah menarik, bisa didengar pada lagu pertama di side B berjudul "Satu". Lagu dengan bahasa bersayap itu, sebenarnya merupakan lagu tematis, ajakan Garis kepada bangsa untuk bersatu. Ditata dengan medium beat, lagu "Satu" sebenarnya punya pop touch yang bagus. Agak berbeda dengan "Satu", bisa didengar nomor ballad rock "Sombong" yang mengisi side B lagu terakhir. (tn-41)